Satgas Madago Raya menggelar kegiatan peningkatan kemampuan bagi para pendeta di Kabupaten Parigi Moutong. Selasa 6 Agustus 2024 [foto terassulteng.com]
TERASSULTENG | Parigi Moutong – Dalam upaya menjaga kondusifitas wilayah dan mencegah penyebaran paham radikalisme, Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya menggelar kegiatan peningkatan kemampuan bagi para pendeta di Kabupaten Parigi Moutong.
Peningkatan kapasitas bagi para pendeta berlangsung pada Selasa (6/8/2024) di salah satu hotel Kabupaten Parigi Moutong dihadiri langsung oleh Kasatgas II Preemtif, AKBP Moh. Taufik.
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para pendeta dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang moderasi beragama dan cara menangkal paham radikalisme. Dengan demikian, para pendeta diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan umat beragama di wilayahnya.
Dalam sambutannya, Kasatgas II Preemtif, AKBP Moh. Taufik mengatakan, kegiatan peningkatan kemampuan para pendeta merupakan program prioritas Satgas Madago Raya guna pemeliharaan kamtibmas dan pencegahan radikalisme dan intoleransi di wilayah Sulawesi Tengah.
AKBP Moh. Taufik juga menambahkan, keberadaan pendeta sangat penting dalam pengembangan dan pembangunan ummat kristiani, karena bukan hanya sebatas untuk memimpin gereja namun dapat langsung menegakkan nilai-nilai keagamaan di tengah ummat.
"Pendeta memiliki peran yang sangat penting dalam membina ummat. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat kapasitas para pendeta dalam memberikan pemahaman yang benar tentang agama dan mencegah penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," ujar AKBP Moh. Taufik.
Kasatgas II Preemtif berharap, agar para pendeta dan tokoh agama kristen dapat menjadi ujung tombak dalam menangkal paham radikalisme dan intoleran di wilayah Sulawesi Tengah khusunya Parigi Moutong. Sehingga ilmu yang diterima dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, para peserta diberikan materi tentang moderasi beragama, pentingnya menjaga kerukunan umat, serta cara menangkal paham radikalisme.
Narasumber yang dihadirkan adalah tokoh agama yang kompeten di bidangnya, yaitu Pdt. Dr. Franky Rewah, M.Th.,M.Pd selaku Ketua Majelis Daerah Sulteng GPDI dan Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag selaku Ketua FKUB Sulteng.
Pdt. Franky Rewah dalam materinya menekankan pentingnya peran pendeta dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sebagai pemimpin umat, kita harus mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan persaudaraan," ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin menyampaikan pentingnya moderasi beragama sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Moderasi beragama adalah jalan tengah yang dapat kita tempuh untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis," jelasnya.
Para peserta menyambut antusias kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami mendapatkan banyak ilmu yang dapat kami aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan," ungkap Pdt. Denie I Penyami selaku Majelis Jemaat GKST Imanuel Parigi.