Kadis Kominfosantik Sudaryano R. Lamangkona selaku Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Sulawesi Tengah,[foto Istimewa]
TERASSULTENG | Palu, Sulawesi Tengah - Dalam rangka pemantauan situasi terakhir di lokasi pusat gempa Desa Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, melakukan fasilitasi pertemuan secara virtual pada Minggu, 10 September 2023.
Hadir pada virtual yang dimoderatori Kadis Kominfosantik, Sudaryano R. Lamangkona tersebut yaitu Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Akris Fatah Yunus dan sejumlah media cetak, online dan televisi baik lokal dan nasional.
Mantan Kalakhar Donggala, Akris menyampaikan gambaran situasi terakhir bahwa dampak gempa 6,1 SR tersebut, mengakibatkan 5 rumah warga mengalami kerusakan kategori ringan. Sedangkan bangunan fasilitas umum dan pemerintah tidak ada yang rusak.
Adapun korban jiwa dan luka-luka dari warga dinyatakan nihil. Sedangkan masyarakat yang masih bertahan ditempat pengungsian sejumlah 921 jiwa dari 3 Desa. Hal ini disebabkan rasa traumatik yang masih dirasakan akibat gempa bumi, tsunami dan liquifaksi tahun 2018 yang mereka alami dan rasakan.
"Masih ada 920 jiwa masyarakat yang belum berani pulang kerumah dan hingga hari ini masih bertahan di 11 titik lokasi pengungsian, karena trauma bencana tahun 2018 lalu", ujar Akris.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui BPBD Provinsi Sulawesi Tengah juga telah melaporkan dan berkoordinasi tentang situasi pasca gempa kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan BNPB berjanji akan memberikan bantuan kepada yang terdampak gempa tersebut.
Sementara itu, lanjut Akris menyampaikan, bahwa Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura terus memantau perkembangan situasi lapangan dan memerintahkan agar BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, segera mengambil langkah-langkah operasional dan strategis untuk melakukan upaya penanggulangan kepada masyarakat yang terdampak langsung.
"Bapak Gubernur terus memantau situasi dan telah memerintahkan kami untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi dilapangan", ujar Akris.
Terkait dengan informasi yang meresahkan masyarakat akan adanya gempa susulan, Akris mengatakan berdasarkan rilis dari BMKG bahwa gempa yang terjadi tidak berpotensi terjadinya tsunami walaupun tergolong gempa dangkal, hanya berjarak 10 Km. Sedangkan intensitas gempa semakin menurun pada skala 1 SR.
"Kami menghimbau agar masyarakat tidak mempercayai informasi yang berasal dari sumber yang tidak layak dipercaya selain informasi dari lembaga resmi Pemerintah", harap Akris.
Hari ini Tim BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, masih berada dilapangan guna melakukan asesmen dan pendampingan kepada masyarakat serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Donggala terkait dengan penyaluran bantuan kepada masyarakat termasuk kepada pengungsi.