Pengungsi gempa Lembantongoa Kab. Sigi saat menempati tenda darurat yang didirikan dilapangan, [foto terassulteng.com]
TERASSULTENG | Palu, Sulawesi Tengah - Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah diwakili Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika (Aptika) Wahyu Agus Pratama memimpin rapat koordinasi terkait update perkembangan informasi pasca gempa di Kabupaten Sigi. Bertempat, diruang rapat Diskominfo Santik. Selasa, (8/8/2023)
Rakor ini digelar secara virtual dan dihadiri BPBD Kota Palu, BMKG Kelas I Kota Palu, Wana Visi Indonesia, wartawan media dan pihak terkait lainnya.
Pertemuan ini akan terus dilakukan beberapa hari kedepan dan dimulai pada pukul 10. 00 melalui zoom meeting dengan pihak-pihak terkait, sampai operasi kemanusiaan di Kab. Sigi dinyatakan selesai dan kondisi di dua lokasi terdampak gempa dinyatakan aman dan terkendali.
Dalam kesempatan itu, Kabid Aptika Wahyu Agus menyampaikan bahwa melalui rapat kordinasi ini informasi dan data terkait bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sigi bisa terakomodir dengan baik agar kepedulian dari berbagai pihak dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda, logistik dan obat-obatan."Ucap Kabid Aptika mengawali pertemuan tersebut
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulteng yang diwakili Kepala Bidang Logistik Andy A. Sembiring menyampaikan bahwa BPBD Provinsi Sulteng telah mengumpulkan data by name by adress yang berkaitan kelompok rentan.
Berdasarkan kondisi lapangan terkini, yang perlu menjadi perhatian bersama adalah mengantisipasi jumlah kelompok yang masuk membawa bantuan. Sebab, kondisi jalan menuju lokasi pengungsian yang kurang memungkinkan untuk dilalui.
"Sampai dengan tadi malam pukul 02.00 wita, masih ada kendaraan yang terjebak karena memberanikan diri menuju lokasi dengan kondisi kendaraan berpenggerak empat kali dua."
Saat ini BPBD Provinsi juga sudah membangun pos pendamping di pertigaan Desa Lembantongoa, guna mempermudah penyaluran bantuan kepada pengungsi, mengingat jalur yang dilalui cukup sulit.
Kemudian, perlunya pendampingan psikologis atau trauma healing, karena kecenderungan masyarakat di 3 desa ini mengingat pasca gempa 28 September 2018.
"Sangat kita butuhkan peran-peran NGO, LSM, Dinas Sosial dan pihak terkait lainnya yang bergerak di bidang psikologi."
Kemudian, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Gafar juga menjelaskan, saat ini Dinas Sosial Provinsi Sulteng lebih memfokuskan pada disabilitas, lansia, anak-anak dan perempuan (ibu menyusui dan ibu hamil),
Selain itu, Dinsos juga sudah membangun fasilitas tempat hunian yang bisa digunakan sementara waktu oleh para pengungsi terdiri dari, tenda serba guna sebanyak 3 buah, tenda pengungsi 3 buah dan tenda terpal 4 buah. Selain itu ada juga tenda polisi dan tenda BPBD
"Kondisi medan menuju lokasi pengungsian cukup memprihatinkan, diharapkan bagi kendaraan yang membawa bantuan untuk berhati-hati."ungkap Gafar
Saat ini, dapur umum juga sudah bangun, diinisiasi oleh karang taruna, relawan, tagana dengan melibatkan masyarakat.
Adapun hasil rapat pada pertemuan tersebut yakni ;
Saat ini, Tim BMKG sedang melakukan mikro zonasi dilapangan. Kemudian membantu dalam trauma healing.
Dinas Kominfo Santik segera berkoordinasi Dinas ESDM Provinsi Sulteng terkait penerangan lapangan bertenaga Surya dan penyediaan air bersih.
Dinas Kominfo Santik diminta supporting internet mobile, untuk mempermudah komunikasi dan mengolah data di lokasi.